Israel Disebut Langgar Gencatan Senjata 47 Kali, 38 Warga Palestina Tewas
19 Oct 2025
0 Suka

Kantor media pemerintah Gaza menyebut Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hamas sebanyak 47 kali sejak awal Oktober 2025. Menurut laporan resmi yang dirilis Sabtu (18/10/2025) malam, serangkaian serangan tersebut menewaskan 38 warga Palestina dan melukai sedikitnya 143 orang.
Pelanggaran itu, menurut otoritas Gaza, mencakup penembakan terhadap warga sipil, pengeboman yang disengaja, dan penangkapan warga di sejumlah lokasi.
Otoritas Gaza menilai tindakan Israel tersebut menunjukkan kelanjutan pola agresi militer meski perang dinyatakan telah berakhir.
Mereka mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara penjamin perjanjian gencatan senjata agar segera bertindak menghentikan kekerasan dan melindungi penduduk sipil yang tidak bersenjata.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa perlintasan Rafah—jalur utama untuk distribusi bantuan kemanusiaan—tidak akan dibuka kembali hingga Hamas menyerahkan seluruh jenazah sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza.
“Perdana Menteri Netanyahu memerintahkan agar perbatasan Rafah tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut,” demikian pernyataan dari kantornya yang dikutip media internasional.
Pembukaan perlintasan, lanjutnya, akan dipertimbangkan jika Hamas memenuhi kewajiban pengembalian sandera dan jenazah sebagaimana kesepakatan sebelumnya.
Militer Israel menyatakan Palang Merah telah menerima dua jenazah sandera sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. Namun laporan dari lapangan menunjukkan kekerasan belum berhenti.
Pada Jumat, sebelas anggota satu keluarga Palestina tewas ketika kendaraan yang mereka tumpangi diserang pasukan Israel. Otoritas Gaza menyebut insiden ini sebagai pelanggaran paling mematikan sejak gencatan senjata diberlakukan delapan hari sebelumnya.
Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, keluarga itu sedang berusaha kembali ke rumah di kawasan Zeitoun, Kota Gaza, ketika bus yang mereka naiki dihantam karena dianggap melintasi “garis kuning” yang ditetapkan tentara Israel.
“Mereka mungkin tidak tahu di mana posisi garis itu, karena tidak ada tanda fisik di lapangan,” ujar Mahmoud Basal, juru bicara badan tersebut. Rekaman video dari Badan Pertahanan Sipil dan OCHA menunjukkan proses evakuasi jenazah, termasuk tujuh anak dan tiga perempuan.
Militer Israel (IDF) membenarkan bahwa pasukannya menembak kendaraan di wilayah utara Gaza. Dalam pernyataannya, IDF menegaskan kendaraan itu dianggap mencurigakan karena mendekati pasukan meski sudah diberi tembakan peringatan.
Baik Israel maupun Hamas saling menuduh pihak lain melanggar gencatan senjata. Israel menuding Hamas tidak menyerahkan seluruh jenazah sandera, sementara Hamas mengklaim telah menyerahkan 20 sandera hidup dan 12 dari 28 jenazah, serta memerlukan bantuan teknis untuk menemukan sisanya di bawah reruntuhan.
Untuk membantu proses tersebut, Turki mengirim tim penyelamat guna menggali puing-puing bangunan di Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut lebih dari 68.000 warga Palestina telah tewas sejak perang dimulai, dengan sekitar 10.000 jenazah masih terperangkap di bawah reruntuhan. Badan Pertahanan Sipil memperkirakan terdapat sekitar 60 juta ton puing yang menghambat upaya pemulihan.
Sementara itu, kantor Netanyahu mengonfirmasi bahwa salah satu jenazah yang dikembalikan Hamas diidentifikasi sebagai Eliyahu Margalit.
Dalam perkembangan lain, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa Israel juga telah mengembalikan 15 jenazah warga Palestina pada Sabtu, menjadikan total 135 jenazah sejak gencatan senjata dimulai.
Beberapa jenazah, menurut laporan dokter di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi seperti tangan terikat, mata tertutup, serta luka tembak di kepala. (nun/avi)