Legenda Manchester United Eric Cantona Serukan FIFA Boikot Israel demi Keadilan Palestina

Sepakbola kerap dipandang sekadar permainan, namun bagi sebagian tokoh dunia, olahraga ini juga mencerminkan dimensi budaya, politik, dan kekuatan sosial. Hal tersebut disuarakan oleh legenda Manchester United, Eric Cantona, yang kembali menegaskan dukungannya terhadap rakyat Palestina di tengah konflik berkepanjangan. “Saya pernah bermain untuk Prancis dan Manchester United. Saya tahu bahwa sepakbola lebih dari sekadar olahraga. Sepakbola adalah budaya, politik, dan kekuatan,” ucap Cantona dalam konser amal Together For Palestine di OVO Arena Wembley, Rabu (17/9/2025). Pernyataan ini menjadi sorotan publik karena menghubungkan pengalaman pribadi Cantona di lapangan hijau dengan seruan politik kemanusiaan yang lebih luas. Dalam kesempatan tersebut, Cantona menyoroti standar ganda federasi sepakbola dunia. Ia mengingatkan kembali bagaimana FIFA dan UEFA segera menangguhkan Rusia hanya empat hari setelah invasi ke Ukraina pada 2022. Namun, menurutnya, perlakuan berbeda diberikan terhadap Israel meskipun Amnesty International menyebut situasi di Palestina sebagai genosida yang telah berlangsung lebih dari 700 hari. “Dengan cara suatu negara merepresentasikan dirinya di panggung global, sudah saatnya untuk menangguhkan hak tersebut bagi Israel,” kata Cantona dikutip Quds News Network. “Mengapa ada standar ganda? FIFA dan UEFA harus menangguhkan Israel. Klub-klub di mana pun harus menolak bermain melawan tim Israel. Para pemain di mana pun harus menolak bermain melawan tim Israel,” tegasnya. Bukan pertama kali Cantona bersuara lantang. Mantan pemain yang aktif di era 1990-an ini telah lama menggunakan media sosialnya untuk mengecam serangan Israel dan menyatakan solidaritas terhadap Palestina. Pada 2024, ia menuliskan serangkaian pertanyaan yang menggugah hati, antara lain dia menuli begini: “Masih adakah yang membela para penjahat ini (Israel-red)? Masih adakah yang tidak akan mengutuk para penjahat ini? Masih adakah negara yang mempersenjatai para penjahat ini? Masih adakah yang tidak akan menyebut ini genosida? Masih adakah yang tidak akan meneteskan air mata menghadapi kengerian seperti ini?” Suara Cantona bahkan telah menggaung lebih awal. Pada 2023, unggahannya tentang Palestina menjadi viral setelah menegaskan bahwa membela hak asasi manusia warga Palestina tidak identik dengan mendukung kelompok tertentu atau bersikap anti-Yahudi. “Membela hak asasi manusia Palestina tidak berarti Anda pro-Hamas,” tulis Cantona kala itu. Ia juga menambahkan bahwa seruan “Bebaskan Palestina” memiliki makna yang jelas, yakni menolak pendudukan yang telah berlangsung puluhan tahun. Dalam unggahan yang sama, Cantona merinci pengertiannya: “Bebaskan Palestina berarti membebaskan warga Palestina dari pendudukan Israel yang telah merampas hak asasi manusia mereka selama 75 tahun. Bebaskan Palestina berarti berhenti mengurung 2,3 juta warga Palestina di penjara terbuka terbesar di dunia, yang setengahnya adalah anak-anak. Bebaskan Palestina berarti mengakhiri apartheid yang diberlakukan oleh pemerintah Israel. Bebaskan Palestina berarti memberi rakyat Palestina kendali atas infrastruktur utama negara mereka.” Sikap konsisten Eric Cantona ini menjadikannya salah satu figur publik dari dunia olahraga yang secara terbuka menggunakan panggung internasional untuk menyuarakan isu kemanusiaan, terutama terkait Palestina.