Rekaman UNRWA Ungkap Derita Pengungsi Gaza di Tengah Blokade Panjang
09 Oct 2025
0 Suka

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) kembali menyoroti tragedi kemanusiaan yang terus memburuk di Jalur Gaza. Melalui rekaman video terbaru yang dirilis pada Rabu, 8 Oktober 2025, lembaga ini menampilkan kondisi memilukan yang menggambarkan betapa rapuhnya kehidupan warga sipil di wilayah yang telah dua tahun dilanda serangan militer Israel.
Rekaman tersebut memperlihatkan sisi nyata dari krisis yang tak kunjung reda—di mana pengungsian, kehancuran, dan rasa takut menjadi bagian dari keseharian penduduk Gaza.
Video yang dibagikan melalui platform X itu diambil dari kamera dasbor kendaraan operasional UNRWA. Dari rekaman tersebut tampak kondisi jalan dan permukiman yang porak poranda akibat serangan udara yang terus terjadi.
Salah satu cuplikan memperlihatkan pemandangan yang mengguncang nurani: sekelompok pengungsi, sebagian besar perempuan dan anak-anak, berjalan dengan tangan terangkat, beberapa membawa kain putih sebagai tanda menyerah, berpindah dari satu wilayah hancur ke wilayah lain untuk mencari tempat aman yang hampir mustahil ditemukan.
Rekaman itu juga menampilkan jasad seorang warga Palestina tergeletak di tepi jalan, menjadi simbol nyata dari korban yang terus bertambah. Dalam potongan video lainnya, terdengar komunikasi radio antara staf UNRWA di lapangan.
Mereka melaporkan kehancuran fasilitas pendidikan yang sebelumnya menjadi tempat berlindung para pengungsi, serta interaksi tegang dengan tentara Israel yang sempat melepaskan tembakan peringatan di dekat konvoi kemanusiaan UNRWA.
Dalam pernyataannya, UNRWA menegaskan bahwa sejumlah besar sekolah dan bangunan yang berada di bawah naungan badan tersebut telah berulang kali menjadi sasaran serangan.
Sejak awal konflik, banyak fasilitas penting UNRWA yang hancur total. Kondisi ini memperparah penderitaan masyarakat Gaza yang kini menghadapi kelaparan parah.
Menurut laporan UNRWA, sedikitnya 455 orang telah meninggal akibat malnutrisi, sementara hampir seluruh lahan pertanian di wilayah tersebut rusak dan tidak lagi dapat digunakan untuk produksi pangan.
UNRWA menyebut bahwa Israel telah menutup akses bantuan kemanusiaan selama lebih dari tujuh bulan terakhir. Padahal, badan tersebut menyatakan siap menyediakan pasokan makanan bagi seluruh penduduk Gaza untuk jangka waktu tiga bulan jika akses diperbolehkan.
Dalam laporan yang sama, UNRWA kembali menyerukan kepada pemerintah Israel agar menghentikan blokade dan membuka jalur kemanusiaan. Seruan itu, menurut UNRWA, bukan semata-mata tuntutan politik, melainkan langkah mendesak untuk menyelamatkan nyawa warga sipil yang kini hidup dalam keterbatasan ekstrem.
Rekaman yang dirilis ini menjadi dokumentasi penting tentang situasi yang sedang berlangsung di Gaza—bukan sekadar laporan statistik, melainkan kesaksian visual atas penderitaan manusia yang terus berulang.
UNRWA menegaskan bahwa tanpa akses bantuan, tanpa perlindungan terhadap fasilitas sipil, dan tanpa gencatan senjata yang nyata, krisis kemanusiaan di Gaza akan terus membayangi generasi mendatang. (ain/avi)