Gelombang Seruan Kemanusiaan di Jalanan Eropa: "Bebaskan Palestina, Hentikan Perang Gaza"
07 Oct 2025
0 Suka

Gelombang demonstrasi pro-Palestina kembali mengguncang sejumlah kota besar di Eropa pada Sabtu (4/10/2025).
Dari Roma hingga Dublin, massa turun ke jalan menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan menuntut pembebasan para aktivis yang berada di atas armada Global Sumud Flotilla, yang dicegat oleh Israel pada awal pekan.
Aksi ini menandai meningkatnya kemarahan publik Eropa terhadap kebijakan Israel yang dinilai telah berlangsung keliru selama bertahun-tahun.
Di Barcelona, Spanyol, suara protes terdengar lantang dari ribuan demonstran yang memenuhi jalan-jalan kota. Marta Carranza, warga berusia 65 tahun yang membawa bendera Palestina di punggungnya, menyatakan bahwa kebijakan Israel “telah salah selama bertahun-tahun dan kami harus turun ke jalan.”
Ungkapan itu menggambarkan dorongan moral masyarakat sipil untuk menolak kekerasan yang tak kunjung berhenti di Gaza serta seruan agar pemerintah-pemerintah Eropa tidak lagi berdiam diri.
Menurut laporan kepolisian, sekitar 70.000 orang turut serta dalam aksi di Barcelona, sementara hampir 92.000 lainnya menggelar long march di Madrid. Kedua kota itu menjadi pusat solidaritas rakyat Spanyol terhadap penderitaan warga Gaza.
Aksi serupa juga berlangsung di Dublin, Irlandia, di mana ribuan orang berpawai melewati pusat ibu kota dalam peringatan yang oleh penyelenggara disebut sebagai “dua tahun genosida di Gaza.”
Di Italia, demonstrasi terbesar tercatat di Roma, dengan partisipasi mencapai 250.000 orang, menurut kepolisian setempat. Unjuk rasa tersebut telah memasuki hari keempat, menunjukkan konsistensi gerakan masyarakat sipil Eropa dalam menyuarakan tuntutan keadilan bagi Palestina.
Massa membawa spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina” dan beragam slogan yang menyerukan diakhirinya kekerasan. Mereka bergerak melewati ikon bersejarah Koloseum dalam aksi yang disebut penyelenggara diikuti lebih dari satu juta orang, meskipun angka resmi kepolisian lebih rendah.
“Jika kita semua tidak bergerak, maka tidak akan ada yang berubah,” ujar Francesco Galtieri, musisi 65 tahun asal Roma yang ikut dalam aksi tersebut. Ia menyatakan bahwa partisipasi individu menjadi penting sebagai wujud kepedulian terhadap kemanusiaan.
Demonstrasi di Roma awalnya berlangsung damai, dihadiri oleh pelajar, anak-anak, dan lansia.
Namun menjelang akhir, sekitar 200 orang dilaporkan memisahkan diri dan bentrok dengan aparat keamanan di dekat Basilika St. Mary Major. Polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara tampak menembakkan gas air mata dan menyemprotkan meriam air untuk membubarkan massa.
Aksi serentak di berbagai negara Eropa itu menunjukkan besarnya gelombang solidaritas lintas batas terhadap rakyat Palestina. Ribuan warga dari beragam latar belakang menegaskan bahwa tragedi di Gaza bukan sekadar isu politik luar negeri, melainkan ujian moral bagi kemanusiaan dunia. (ain/avi)