Serangan Terbaru Israel Guncang Gaza, Puluhan Warga Gaza Gugur Termasuk Anak Anak
29 Sep 2025
0 Suka

Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kembali memburuk seiring serangan udara dan darat Israel pada Sabtu, 28 September 2025. Rumah-rumah warga hancur, termasuk di kamp pengungsi Nuseirat, tempat sembilan anggota keluarga ditemukan tewas.
Di wilayah lain, serangan menewaskan 11 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Tragedi kian meluas ketika enam warga Palestina dilaporkan meninggal saat mengantre bantuan, menegaskan rapuhnya kondisi warga sipil di tengah konflik yang tak kunjung reda.
Sedikitnya 40 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan terbaru tersebut, menurut sumber medis setempat. Serangan menyasar kawasan padat penduduk di Kota Gaza dan wilayah tengah, memperpanjang penderitaan dalam perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Di Kota Gaza, ledakan mengguncang kawasan Sabra, Rimal, dan kamp Shati, sementara tank-tank Israel terus bergerak maju. Warga menggambarkan dentuman bom yang menghancurkan blok permukiman dalam sekejap.
Krisis semakin nyata dengan laporan tentang seorang bayi berusia 2,5 bulan, Eid Mahmoud Abu Jamma, yang meninggal di Khan Younis akibat kekurangan gizi dan ketiadaan layanan medis.
Pejabat kesehatan Gaza memperingatkan kondisi kelaparan semakin memburuk akibat blokade bahan bakar dan pembatasan distribusi bantuan internasional.
Militer Israel juga kembali mengeluarkan perintah evakuasi mendesak untuk sejumlah distrik di Kota Gaza. Namun, warga menyebut tidak ada jalur aman tersisa karena Rafah dan Khan Younis pun terus digempur.
“Kami hampir tidak punya bahan bakar untuk operasi penyelamatan. Hanya cukup untuk beberapa hari,” kata pejabat Pertahanan Sipil Gaza, Mohammed al-Mughair, yang menyerukan intervensi internasional segera.
Serangan terbaru berlangsung sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB. Dalam pidatonya, ia menegaskan Israel “harus menuntaskan perang melawan Hamas,” yang memicu aksi keluar sejumlah delegasi.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengklaim sedang menyiapkan rencana damai berisi 21 poin, mencakup gencatan senjata, pertukaran tahanan, hingga pembentukan negara Palestina. Namun, sebagian besar poin tersebut telah ditolak oleh Netanyahu. Trump dijadwalkan bertemu Netanyahu di Gedung Putih pada awal pekan mendatang.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, total korban jiwa sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 66.000 orang, dengan 168.000 lainnya terluka. Sekitar 90 persen penduduk Gaza kini hidup sebagai pengungsi, menambah kompleksitas krisis kemanusiaan di wilayah itu.
Kekerasan juga meluas ke Tepi Barat, di mana seorang pria Palestina ditembak mati oleh tentara Israel setelah dituduh melakukan serangan tabrak mobil di dekat Nablus. Insiden tersebut melukai seorang warga Israel berusia 20-an tahun.
Di laut Mediterania, sebuah armada kemanusiaan internasional yang berlayar menuju Gaza dilaporkan mendapat serangan drone. Armada itu terdiri atas lebih dari 50 kapal dan 500 aktivis dari 45 negara, dengan dukungan kapal pengawal Spanyol dan Italia, yang bertekad menembus blokade Israel demi menyalurkan bantuan.
Tragedi demi tragedi memperlihatkan bahwa perang yang berlangsung hampir dua tahun ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda, sementara penderitaan warga sipil terus bertambah. (ain/avi)