Jepang Tunda Pengakuan Palestina, Tekanan Internasional Meningkat
18 Sep 2025
0 Suka

Dalam dinamika global yang kian tajam terkait isu Palestina, sikap Jepang menjadi sorotan. Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya pada konferensi pers Selasa lalu menegaskan bahwa negaranya masih melakukan “penilaian komprehensif, termasuk soal waktu dan bentuk yang tepat, terkait isu pengakuan negara Palestina.”
Pernyataan ini muncul di tengah momentum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan digelar pekan depan. Banyak negara, terutama di Eropa, memanfaatkan forum tersebut untuk mengumumkan pengakuan resmi terhadap Palestina.
Bagi Indonesia, yang sejak lama konsisten mendukung kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari amanat konstitusi dan politik luar negeri bebas aktif, perkembangan ini memiliki resonansi penting dalam diplomasi internasional.
Menurut laporan Asahi Shimbun, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dijadwalkan tidak menghadiri pertemuan mengenai solusi dua negara yang digagas Prancis dan Arab Saudi pada 22 September di sela Sidang PBB di New York.
Keputusan ini disebut-sebut untuk menjaga hubungan strategis Tokyo dengan Washington, sekaligus menghindari ketegangan lebih lanjut dengan Israel.
Mengutip pejabat pemerintah Jepang yang tidak ingin disebutkan namanya, media tersebut menilai tekanan Amerika Serikat berperan besar. Reuters bahkan menyebut Washington telah mendesak Jepang melalui berbagai saluran diplomatik agar tidak mengakui Palestina.
Sementara itu, tekanan justru datang dari negara-negara Eropa. Kyodo melaporkan pekan lalu bahwa Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mendesak Jepang agar segera mengikuti langkah pengakuan Palestina. Desakan serupa juga mencuat di sejumlah forum internasional.
Meski belum mengakui Palestina secara resmi, Jepang menunjukkan sikap mendukung proses perdamaian. Pada pertemuan PBB Jumat lalu, Jepang termasuk dalam 142 negara yang menyetujui deklarasi yang menyerukan “langkah nyata, terikat waktu, dan tidak dapat dibatalkan menuju solusi dua negara.”
Sejumlah negara besar, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, dan Australia, telah menyatakan akan memberikan pengakuan resmi terhadap Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB mendatang. Gelombang ini semakin menekan Israel, yang menghadapi isolasi internasional akibat agresinya di Jalur Gaza.
Namun, di dalam kelompok negara G7, terdapat pandangan berbeda. Pejabat Jerman dan Italia menilai pengakuan segera terhadap Palestina dapat dianggap “kontraproduktif.” Walau demikian, Jerman tetap mendukung deklarasi Majelis Umum PBB, meski belum menyatakan pengakuan formal.
Situasi ini menandai semakin terisolasinya Israel. Dukungan internasional terhadap Palestina semakin meluas, termasuk dari sekutu-sekutu penting di Eropa.
Pada Selasa (16/9/2025), PBB untuk pertama kalinya menyatakan bahwa agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 60 ribu orang, masuk dalam kategori “kejahatan perang genosida.”