Otoritas Al-Quds Ungkap Tekanan terhadap Komunitas Badui dan Kenaikan Serbuan Pemukim
25 Nov 2025
0 Suka
Dalam perkembangan terbaru di wilayah pendudukan, berbagai laporan menunjukkan peningkatan tekanan terhadap komunitas Palestina di kawasan timur Al-Quds. Dinamika ini tidak hanya terkait kebijakan militer, tetapi juga pola penguasaan lahan yang memengaruhi keberlangsungan tempat tinggal warga lokal.
Pemerintah Provinsi Al-Quds menilai perkembangan tersebut sebagai bagian dari pola yang lebih luas, yang berdampak langsung pada keberadaan komunitas-komunitas Badui di area strategis sekitar kota.
Menurut Pemerintah Provinsi Al-Quds, tindakan yang sedang berlangsung, termasuk pengusiran keluarga Badui dan perluasan permukiman, mencerminkan adanya skema sistematis yang bertujuan mengosongkan area-area tertentu dari penduduk aslinya.
Skema ini digambarkan sebagai upaya terencana untuk menekan komunitas-komunitas Badui hingga lahan mereka dapat diambil alih demi pengembangan permukiman baru.
Pemerintah Provinsi Al-Quds menyerukan kepada lembaga hak asasi manusia dan komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah perlindungan bagi warga yang menghadapi risiko pengusiran.
Dalam konteks kebijakan pertanahan, militer Israel kembali mengeluarkan perintah penyitaan terhadap lebih dari 77 dunam lahan di kawasan Al-Za’im dan Al-Issawiyah, wilayah timur Al-Quds.
Otoritas Al-Quds menjelaskan bahwa alasan “kebutuhan militer” yang disampaikan Israel tidak sejalan dengan fakta lapangan, karena penyitaan tersebut dinilai sebagai bagian dari strategi perluasan permukiman ilegal. Upaya ini juga disebut bertujuan untuk menyambungkan sejumlah blok permukiman baru dengan kawasan yang telah dibangun sebelumnya.
Di lapangan, tekanan terhadap komunitas Badui memperlihatkan intensitas yang semakin tinggi. Tiga keluarga Badui dari komunitas Hathroura, dekat Khan Al-Ahmar, terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka setelah mengalami rangkaian serangan dari kelompok pemukim.
Serangan yang meningkat sejak berdirinya pos permukiman baru di wilayah itu telah menimbulkan situasi tidak aman bagi warga. Dua keluarga lain telah meninggalkan area tersebut beberapa minggu sebelum peristiwa ini, menyusul pola gangguan serupa yang terus terjadi.
Dalam laporan terbaru, Pemerintah Provinsi Al-Quds juga mencatat aktivitas pemukim dan wisatawan di kompleks Masjid Al-Aqsa yang menunjukkan peningkatan signifikan. Sebanyak 187 pemukim dan 678 wisatawan dilaporkan memasuki kompleks suci itu pada hari yang sama, mempertegas tren eskalasi yang terjadi selama beberapa waktu terakhir.
Data dari Pusat Informasi Palestina (Ma’ta) mengungkapkan bahwa sepanjang Oktober lalu terdapat 408 pelanggaran oleh militer dan pemukim Israel di Al-Quds. Selain itu, tercatat 18.963 pemukim memasuki halaman Masjid Al-Aqsa selama bulan tersebut, menunjukkan intensifikasi aktivitas ritual dan tindakan provokatif di area yang memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Islam.
Kumpulan data tersebut menyoroti dinamika yang berlangsung di wilayah Al-Quds, sekaligus memperkuat perhatian internasional terhadap situasi warga Palestina yang menghadapi ancaman pengambilalihan lahan, perluasan permukiman, dan meningkatnya pelanggaran di area-area sensitif. (nun/avi)