Tujuh Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam, Gaza Kembali Dilanda Serangan
04 Nov 2025
0 Suka
Serangan udara yang kembali mengguncang Jalur Gaza menandai babak baru dalam rentetan kekerasan yang belum berakhir di wilayah itu. Konflik berkepanjangan antara militer Israel dan warga Palestina terus menelan korban, di tengah klaim gencatan senjata yang tampak kehilangan maknanya di lapangan.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, tujuh warga Palestina meninggal dunia akibat agresi Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza. Dari jumlah itu, tiga korban merupakan korban tewas baru, tiga jenazah ditemukan dari bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan, dan satu orang meninggal karena luka-lukanya.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa enam warga lainnya terluka dan sedang dirawat di rumah sakit, sementara jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah karena banyak warga masih terjebak di bawah reruntuhan serta di jalanan yang sulit dijangkau ambulans akibat serangan berkelanjutan.
Dalam pernyataan resmi yang disiarkan Minggu malam, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza berada dalam kondisi sangat kritis.
Sejak agresi besar-besaran Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas mencapai 68.865 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Sementara korban luka tercatat sebanyak 170.670 orang. Sejak diumumkannya perjanjian gencatan senjata pada 11 Oktober 2023, angka korban baru terus bertambah, dengan total 236 warga Palestina tewas, 600 luka-luka, dan 502 jenazah ditemukan dari bawah reruntuhan bangunan.
Di antara korban terbaru, seorang warga Palestina tewas dalam serangan udara di permukiman Shuja’iyya, wilayah timur Kota Gaza, pada Minggu (2/11). Menurut laporan Pusat Informasi Palestina, sebuah pesawat nirawak militer Israel menembakkan bom ke arah seorang pria di kawasan pasar sayur Shuja’iyya, menewaskannya di tempat. Sumber medis di Rumah Sakit Al-Ma’madani mengonfirmasi kedatangan jenazah korban dengan luka akibat pecahan bom yang ditembakkan dari drone tempur Israel.
Serangan tersebut juga dilaporkan menghancurkan sejumlah rumah warga dan memperluas kerusakan hingga ke wilayah timur Khan Younis. Sejak dini hari, jet tempur Israel dikabarkan melancarkan serangan intensif yang menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk sipil.
Sejumlah lembaga kemanusiaan internasional dan negara sahabat menyampaikan kecaman terhadap serangan itu. Mereka menilai Israel telah melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional karena tetap menyerang wilayah padat penduduk, termasuk pasar dan permukiman warga sipil, di tengah berlakunya gencatan senjata.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi hak asasi manusia menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kejahatan perang dan pelanggaran sistematis terhadap prinsip perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata. Serangan yang terus berlanjut dinilai sebagai upaya mempertahankan pendudukan melalui penderitaan kolektif rakyat Palestina.
Sementara itu, komunitas internasional mendesak Israel untuk segera menghentikan operasi militernya dan membuka akses kemanusiaan ke Jalur Gaza. Lebih dari dua juta penduduk di wilayah itu kini hidup dalam krisis besar, tanpa pasokan listrik, air bersih, dan obat-obatan yang memadai.
Peristiwa di Shuja’iyya menambah panjang daftar pelanggaran yang terjadi sejak awal gencatan senjata. Di tengah seruan perdamaian dunia yang kian hening, serangan demi serangan masih terus berlangsung — menandai bahwa gencatan senjata di Gaza, sejauh ini, hanya hidup di atas kertas. (nun/avi)