Israel Langgar Gencatan Senjata, 211 Warga Sipil Gaza Gugur Sejak 10 Oktober
30 Oct 2025
0 Suka
Laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina kembali menyingkap kenyataan getir di Jalur Gaza. Di tengah gencatan senjata yang seharusnya menjadi jeda bagi kemanusiaan, kekerasan justru terus berlangsung dan menelan korban dalam jumlah besar.
Menurut laporan resmi lembaga tersebut, sebanyak 104 warga Palestina gugur, termasuk 46 anak-anak dan 20 perempuan, sementara 253 orang lainnya luka-luka — di antaranya 78 anak-anak dan satu perempuan.
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober lalu, total korban jiwa telah mencapai 211 orang, dengan 597 korban luka serta 482 jenazah ditemukan dari reruntuhan bangunan.
Sumber medis di Gaza merinci, dari jumlah korban sejak Rabu malam, 37 orang berasal dari Kota Gaza dan Gaza utara, 43 orang dari Gaza tengah, serta 20 orang dari Khan Younis.
Angka itu diperkirakan masih akan bertambah, mengingat banyak korban masih tertimbun reruntuhan dan rumah sakit di wilayah tersebut kewalahan menangani luka-luka berat yang terus berdatangan.
Koresponden Pusat Informasi Palestina melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel melancarkan puluhan serangan udara di berbagai wilayah Gaza. Kapal perang dan tank juga menembaki kawasan pesisir Rafah di selatan Gaza. Salah satu serangan pada Kamis pagi menghancurkan blok permukiman di dekat Masjid Al-Sousi di kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Kekerasan juga menelan korban dari kalangan jurnalis. Di kamp pengungsi Nuseirat, jurnalis Mohammed Al-Munirawi dari surat kabar Falastin dan ibu mertuanya gugur setelah tenda mereka diserang pasukan Israel saat fajar. Di kamp Insan, serangan udara menewaskan lima orang, termasuk dua anak kecil, di dekat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Deir al-Balah.
Serangan berikutnya menargetkan tenda pengungsi di alun-alun kotamadya Deir al-Balah. Empat warga Palestina dilaporkan tewas setelah drone bunuh diri Israel meledak di lokasi tersebut. Di kamp Nuseirat, pemboman terhadap rumah keluarga Abu Dalal menewaskan sedikitnya 18 orang — sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Agresi yang terus berlanjut juga menewaskan Komandan Brigade Islam, Abdullah Al-Ladawi, yang sebelumnya terluka dalam serangan udara di Kota Gaza. Serangan besar-besaran ini terjadi setelah Israel mengklaim salah satu tentaranya tewas akibat tembakan di Rafah, tuduhan yang dibantah keras oleh pihak Hamas.
Korban sipil terus berjatuhan dari berbagai keluarga. Di antara mereka adalah Muhammad Salem Dhahir (85), Hala Rami al-Afifi (13), dan Mira Jamil al-Bayoumi (3) yang tewas di tenda pengungsi Al-Mawasi. Tiga bersaudara, Asim, Jihad, dan Yasmin Abdul Aziz Abu Ta’ima (16), gugur di lokasi yang sama. Dua anak kecil, Batoul dan Muhammad Aqel, juga kehilangan nyawa akibat serangan di kamp pengungsi Nuseirat.
Serangan di lingkungan al-Sabra menewaskan tiga orang, termasuk seorang bayi, sementara empat warga Palestina tewas di kawasan Nasr dan empat lainnya di Jalan Rashid setelah bom menghantam bangunan apartemen. Serangan lain di Tel al-Hawa menewaskan dua warga, dan tiga lainnya gugur di kawasan Zeitoun.
Tragedi terakhir tercatat di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, di mana serangan udara menghantam sekolah yang menampung pengungsi. Tiga warga Palestina tewas dan sejumlah lainnya luka-luka. Laporan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, meski gencatan senjata secara formal masih berlaku. (nun/avi)