Penggalian Israel di Sekitar Al-Aqsa Langgar Status Quo dan Ancam Situs Bersejarah
24 Oct 2025
0 Suka
Otoritas Yerusalem kembali memperingatkan bahaya besar yang mengancam kompleks Masjid Al-Aqsa akibat proyek penggalian bawah tanah yang dilakukan oleh otoritas Israel di sekitar Kota Tua Yerusalem.
Aktivitas tersebut dinilai tidak hanya berpotensi merusak warisan sejarah dan struktur bangunan suci umat Islam, tetapi juga menjadi bagian dari strategi pembangunan jangka panjang yang bermotif politik dan kolonial.
Penasihat untuk Kantor Gubernur Yerusalem, Marouf al-Rifai, menegaskan bahwa penggalian yang kini dilakukan Israel di bawah kawasan Al-Aqsa merupakan bagian dari rencana besar untuk membangun ruas jalanan, bundaran, dan jembatan baru yang akan menghubungkan persimpangan Anata dengan pos pemeriksaan Hizma.
Ia menyebut langkah tersebut bukan semata proyek infrastruktur, melainkan upaya sistematis untuk memperluas kendali Israel atas wilayah timur Yerusalem.
“Israel terus melakukan penggalian lama dan baru di bawah Masjid Al-Aqsa, khususnya terowongan yang menghubungkan beberapa situs kolonial,” ujar Al-Rifai, dikutip dari kantor berita Palestina, WAFA, Kamis (23/10/2025).
Ia memperingatkan bahwa penggalian semacam itu dapat mengakibatkan kerusakan serius pada bangunan bersejarah, rumah-rumah kuno, serta sekolah-sekolah di sekitarnya.
“Tanah di bawah Masjid Al-Aqsa turut terpengaruh, yang dapat mengancam stabilitas fondasinya,” lanjutnya.
Dalam wawancara tersebut, Al-Rifai juga menilai bahwa kegiatan penggalian tidak memiliki dasar ilmiah maupun arkeologis yang jelas.
Menurutnya, metode yang digunakan tidak mengikuti kaidah penelitian profesional dan justru melanggar status quo yang selama ini diakui secara internasional terkait pengelolaan situs suci di Yerusalem. “Penggalian ini murni bermotif politik,” tegasnya.
Selain itu, ia melaporkan bahwa pasukan Israel juga telah menyerbu sejumlah gerbang masuk di kawasan tersebut. Dalam operasi itu, mereka membagikan perintah pembongkaran yang menargetkan bengkel serta pabrik yang memproduksi logam dan furnitur milik warga Palestina.
Langkah-langkah tersebut, kata Al-Rifai, tampak selaras dengan rencana rekonstruksi jalan dan jembatan yang akan mengubah lanskap geografis Yerusalem Timur secara signifikan.
Sementara itu, sejumlah lembaga Palestina dan pengamat lokal memperingatkan bahwa aktivitas tersebut dapat memperburuk ketegangan dan menimbulkan risiko besar terhadap bangunan Masjid Al-Aqsa yang sudah berusia ribuan tahun.
Laporan yang dilansir Al Arabiya pada Jumat (24/10/2025) menyebutkan, Otoritas Yerusalem meminta komunitas internasional untuk segera menekan Israel menghentikan seluruh aktivitas penggalian di area sensitif tersebut guna mencegah potensi runtuhnya sebagian struktur Al-Aqsa.
Seruan ini menambah panjang daftar peringatan dari pihak Palestina terhadap aktivitas ekskavasi di kawasan suci Yerusalem yang terus berlanjut.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari otoritas Israel terkait klaim bahwa penggalian tersebut terhubung dengan proyek infrastruktur baru. (nun/avi)