Pelapor PBB Tegaskan Perdamaian Tak Akan Datang Tanpa Akhiri Pendudukan Israel
24 Oct 2025
0 Suka
Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Paola Albanese, menegaskan bahwa perdamaian sejati tidak akan pernah tercapai selama pendudukan Israel masih berlangsung. Dalam pernyataannya, Albanese menyampaikan bahwa gencatan senjata sementara di Jalur Gaza bukanlah solusi permanen untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.
Menurutnya, penghentian kekerasan yang dimediasi Amerika Serikat hanya berfokus pada pengembalian jenazah tahanan Israel dan peningkatan akses bantuan kemanusiaan.
Langkah ini dianggap Albanese jauh dari penyelesaian akar masalah, yaitu pendudukan militer Israel serta sistem kolonial yang menindas rakyat Palestina.
“Rencana ini sama sekali tidak memadai dan tidak sesuai dengan hukum internasional,” ujar Albanese.
Ia menekankan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian sejati adalah dengan mengakhiri pendudukan Israel, menghentikan eksploitasi sumber daya Palestina, dan membongkar seluruh sistem kolonial yang menopang penindasan tersebut.
Albanese juga menyoroti bahwa pasukan Israel kini menguasai sekitar separuh wilayah Jalur Gaza. Kondisi ini, menurutnya, menunjukkan bahwa agresi militer yang sedang berlangsung bukan sekadar perang, melainkan genosida yang disengaja.
“Apa yang terjadi di Gaza bukanlah perang, tetapi genosida, karena ada niat yang jelas untuk melenyapkan seluruh bangsa,” tegasnya.
Saat ini, Francesca Albanese berada di Afrika Selatan untuk menyampaikan Kuliah Nelson Mandela tahunan pada 25 Oktober.
Kunjungan Albanese tersebut bertepatan dengan proses hukum yang diajukan pemerintah Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) terhadap Israel atas tuduhan melakukan genosida di Gaza.
Kehadiran Albanese di forum tersebut dipandang sebagai bagian dari upaya internasional memperkuat advokasi kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
Pelapor khusus PBB itu diketahui sempat mendapat sanksi dari pemerintah Amerika Serikat pada Juli lalu, sebagai dampak dari kritiknya yang tajam terhadap Israel.
Dalam waktu dekat, ia dijadwalkan menyerahkan laporan terbarunya kepada Dewan HAM PBB mengenai kondisi hak asasi manusia di wilayah pendudukan.
Dalam versi awal laporan yang telah dirilis di situs resmi PBB, Albanese menggambarkan dukungan negara-negara Barat terhadap Israel sebagai “puncak dari sejarah panjang keterlibatan kolonial terhadap Palestina.”
Menurutnya, kebijakan dan dukungan militer yang diberikan negara-negara Barat telah memperpanjang penderitaan rakyat Palestina serta memperkuat impunitas Israel atas pelanggaran hukum internasional.
Pandangan Albanese ini juga sejalan dengan temuan sejumlah lembaga hak asasi manusia dunia, seperti Amnesty International dan Human Rights Watch, yang menyebut bahwa tindakan Israel terhadap penduduk Gaza memenuhi unsur genosida.
Sementara itu, pemerintah Israel menolak seluruh tuduhan tersebut. Dalam pernyataan resminya, Israel menyebut klaim genosida sebagai “distorsi dan kebohongan,” serta menuduh pihak-pihak yang mengkritiknya terlibat dalam kampanye antisemitisme.
Meski demikian, gelombang kecaman internasional terhadap tindakan Israel terus meningkat, memperlihatkan bahwa isu Palestina kini kembali menjadi pusat perhatian dunia atas nama kemanusiaan dan keadilan global. (nun/avi)