Laporan Situasi Terkini 2 Desember Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sumatera
02 Dec 2025
0 Suka
Perkembangan terkini penanganan darurat bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Sumatera memasuki fase krusial. Situasi yang terus berubah menuntut respons terpadu dari berbagai unsur, mulai dari lembaga pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, termasuk relawan yang bekerja di lapangan.
Dalam laporan resmi yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menjelaskan bahwa operasi pencarian, pertolongan, serta pemulihan akses terus dipercepat di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Ia menggambarkan bahwa data sementara per Senin, 1 Desember, pukul 17.00 WIB, mencatat total 604 jiwa meninggal dunia dan 464 jiwa masih dinyatakan hilang di tiga provinsi tersebut.
Abdul Muhari merinci bahwa di Sumatra Utara, jumlah korban meninggal dunia mencapai 283 jiwa setelah tim pencarian kembali menemukan korban yang sebelumnya dinyatakan hilang. Sebaran korban meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Kota Padangsidimpuan, Deli Serdang, dan Nias.
Sementara itu, jumlah korban hilang tercatat 173 jiwa. Kondisi pengungsi juga menunjukkan tantangan besar dengan lebih dari 15 ribu jiwa di Tapanuli Utara, lebih dari 2 ribu jiwa di Tapanuli Tengah, serta ribuan lainnya di kabupaten dan kota terdampak.
Pada saat yang sama, tim gabungan yang terdiri dari BNPB, TNI/Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah bekerja untuk membuka akses wilayah yang masih terputus. Salah satu jalur yang berhasil dibuka adalah Tarutung–Padangsidimpuan, yang menjadi koridor vital distribusi bantuan.
Akses Tarutung–Sibolga juga mulai terbuka hingga Dusun Sibalanga Jae, Kecamatan Adiankoting, Tapanuli Utara. Kemajuan ini membantu mempercepat penyaluran logistik tahap pertama yang telah mencapai 100 persen untuk Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan, meski distribusi menuju Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, dan Nias Selatan masih terkendala.
Untuk mengatasi hambatan darat, operasi udara menggunakan helikopter BNPB dan TNI AD terus dilakukan. Pengiriman bahan logistik meliputi sembako, peralatan dapur, BBM, tenda, genset, serta perangkat komunikasi berbasis satelit. Sorti udara juga diarahkan ke wilayah yang masih terisolasi seperti Sopotinjak dan Muara Siabu. Di Sumatra Utara, BNPB mengerahkan 20 personel khusus, sementara dukungan TNI/Polri mencapai lebih dari 500 personel.
Sementara itu, Provinsi Aceh mencatat dampak yang sangat besar. Hingga Senin sore, jumlah korban meninggal dunia mencapai 156 jiwa dan 181 jiwa masih hilang. Korban tersebar di berbagai kabupaten/kota, termasuk Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Utara, serta Gayo Lues.
Jumlah pengungsi mencapai lebih dari 479 ribu jiwa, dengan konsentrasi terbesar di Aceh Utara sebanyak 107 ribu jiwa. Hampir seluruh jalur utama di Aceh terputus total, termasuk perbatasan Sumatra–Aceh Tamiang dan jalur Banda Aceh–Lhokseumawe. Akses alternatif melalui Jembatan Gantung Awe Geutah hanya dapat dilewati secara terbatas.
Untuk mendukung komunikasi darurat, BNPB mengoperasikan perangkat Starlink di delapan wilayah Aceh, termasuk Aceh Timur, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang. Logistik tambahan juga dikirim melalui jalur laut menggunakan Kapal Express Bahari dari Pelabuhan Krueng Geukeuh menuju Kuala Langsa, membawa bantuan berupa hygiene kit, selimut, makanan siap saji, dan perlengkapan kebersihan.
Distribusi udara turut dilakukan ke daerah sulit dijangkau seperti Gayo Lues dan Aceh Tamiang. Operasi Modifikasi Cuaca dilaksanakan menggunakan pesawat Cessna Caravan yang mengangkut 3.000 kilogram bahan semai untuk mendukung pengurangan intensitas hujan.
Di Sumatra Barat, jumlah korban meninggal dunia tercatat 165 jiwa dan 114 masih hilang. Korban tersebar di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok, Pasaman, dan Pesisir Selatan. Pengungsi mencapai 122.683 jiwa dengan jumlah terbesar di Pesisir Selatan dan Tanah Datar.
Pengiriman logistik melalui udara dan laut terus dipercepat, termasuk bantuan 4 ton bahan pangan dan perlengkapan dasar yang dikirim pada 1 Desember ke Kabupaten Solok, Agam, dan Pasaman Barat. Daerah terisolasi seperti Nagari Sungai Batang juga menjadi prioritas operasi laut.
Salurkan donasi Anda untuk membantu saudara saudara kita terdampak bencana
Rekening Mandiri
1270077332227
an. Al Quds Volunteers Indonesia Peduli Kemanusiaan
(nun/avi)